BORERO.ID TERNATE—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bakal mendorong penguatan kapasitas kawasan rawan bencana di sejumlah titik Kota Ternate. Rencana ini dibarengi dengan launching call center guna mempermudah informasi bencana.
BPBD Kota Ternate melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Anhar Alaudin, mengaku dalam waktu dekat ini pihaknya akan menggelar kegiatan penanggulangan bencana. Ia menjelaskan, dalam kegiatan tersebut BPBD akan membentuk forum-forum pengurangan resiko bencana di setiap Kelurahan yang difokuskan ke Kecamatan Ternate Barat.
” Ini juga menyangkut filosofi Wali Kota, yakni tomatemo se aki-aki,to sibenar si rinyinga mamiri, dan to sebukti se rimonara. Artinya pemerintah menghendaki pelayanan ke masyarakat dengan betul-betul sesuai apa yang sudah diucapkan. Nah ini kita coba mensosialisasikan kepada masyarakat terkait programnya Wali Kota,” kata Anhar kepada borero.id, Kamis (25/5/2023).
Sebelumnya BPBD Kota Ternate telah membuat kegiatan yang sama di beberapa Kelurahan. Anhar, belum lama menjabat sebagai kepala bidang ini langsung memulai dengan titik fokus ke Kecamatan Ternate Barat. Untuk itu dalam waktu dekat, ia akan berkoordinasi dengan camat mensetting model kegiatannya. “Wali Kota juga akan hadir sekaligus kita melaunching call center biar masyarakat lebih cepat dalam merespon dan menanggapi bencana melalui call center itu,”tuturnya.
Anhar juga mengaku, dirinya optimis dengan rencana kegiatan itu untuk mendukung visi-misi Wali Kota terkait filosofinya. Orang Ternate bilang mungkin ini seperti dalil tifa dan dalil moro, yang coba diaplikasikan bahasa itu ke masyarakat terkait penanggulangan bencana. ” Mungkin maksud Wali Kota seperti kewajiban pemerintah dalam melindungi masyarakat dari bencana sesuai dengan UU nomor 24 tahun 2007,” katanya.
Dia menambahkan bahwa termasuk juga kegiatan sekolah aman bencana yang difokuskan ke beberapa sekolah di kecamatan Ternate Utara. “Jadi nanti ke anak sekolah SD-SMP sekawasan itu kita coba buat edukasi cara melindungi diri baik bencana gempa bumi dan gunung api, dan bencana tsunami juga. Untuk itu saya berharap ke masyarakat dapat memahami sehingga ini menjadi pegangan terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana, ” tambah Anhar. (Red/iin)