BORERO.ID TERNATE— Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara menyatakan proyek jaringan air bersih di Pulau Limbo, Kecamatan Taliabu Barat, sejak dibangun dan beroperasi memenuhi kebuutuhan air bagi warga di Pulau tersebut. Seiring waktu, proyek air bersih menggunakan anggaran APBN puluhan amiliar itu terkendala arus laut.
Pipa air dibawah dasar laut sebagai jalur yang menghubungkan pendistribusian air ke Pulau Limbo diduga tersapuh arus laut sehingga tak berfungsi lagi melayani warga. Kalangan aktivis, Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun Organisasi Kepemudaan menganggap proyek itu adalah produk gagal. BPPW Malut menegaskan keliru jika dianggap produk gagal.
” Tidak betul kalau dianggap gagal. Kalau dianggap produk gagal berati tidak pernah melayani justru sebaliknya melayani warga di pulau limbo ,” kata humas BPPW Malut, Eddy Sabar M.Torano, didampingi para tim teknis proyek air bersih di Pulau Limbo kepada borero.id di Ternate.
Eddy menjelaskan, proyek tersebut kendala utamanya adalah arus laut. Ini karena pipa yang masuk ke dasar laut sebagai jalur pendistribusian air tidak mampu diprediksi arusnya. Kedalaman laut itu tidak seperti Pulau Maitara, Pulau Dodola, dan Pulau Kayoa. Sebaliknya, berbeda di Pulau Limbo, Taliabu Barat. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulau Taliabu, kata Eddy, bahkan tidak mampu memprediksi arus di wilayah tersebut.
” Pipa bawa laut, kendalanya arus bawa laut sehingga tidak mampu diprediksi. Bahkan dari Dinas Kalautan di Taliabu juga tidak mampu memprediksi. Desain pipa bawa laut ini tidak mudah. Kita sudah buat kajian dalam penangaan itu dan memang sangat sulit dengan kondisi arus laut,” kata Eddy.
Untuk diketahui bahwa pembangunan jaringan air bersih atau SPAM IKK di Pulau Limbo, Kecamatan Taliabu Barat dibangun sejak tahun 2019 menggunakan anggaran APBN melalui Kementrian PUPR oleh Balai BPPW Maluku Utara sebesar Rp.24.740.000.000. Proyek itu dikerjakan PT. Kusumo Wardana Group dan PT. Darma Prima Mandala.
Proyek tersebut direncanakan tahun 2023 ini dibuat kembali dengan manggunakan anggaran lebih besar, 29 miliar. Pekerjaan multiyears dengan kalender kerja 9 bulan sampai 2024, saat ini dalam proses lelang. (Red/dnx)