BORERO.ID HALBAR— Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) kembali erupsi pada pukul 00 : 24 WIT, Sabtu (11/5/2024) dini hari. Pos pengamatan gunung api Ibu PVMBG melaporkan erupsi kali ini dengan tinggi kolom abu teramati 4.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 5.325 meter di atas permukaan laut. PVMBG pusat bahkan menetapkan status Gunung Ibu level II (waspada) naik ke level III (siaga).
“Teramati lontaran lava pijar tinggi lk. 800 meter di atas puncak dan lontaran lava pijar jatuh sampai 1000 meter di bawah bibir kawah. Terdengar suara dentuman dan gemuruh sampai di pos PGA Ibu,” tulis laporan petugas pos pengamatan gunung Ibu, Sabtu dini hari.
Saat ini, gunung Ibu berada pada status level III (siaga) dengan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 3 km dan perluasan sektoral berjarak 5 km ke arah bukan kawah di bagian utara dari kawah aktif gunung Ibu. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Halbar diminta untuk menyiapkan mitigasi bencana setelah PVMBG pusat menetapkan status Gunung Ibu level II (waspada) naik ke level III (siaga).
“Memang intensitas Gunung Ibu meningkat dan mengakibatkan warga panik sehingga pemerintah melalui BPBD setempat bersama TNI/Polri telah melakukan langkah-langkah mulai dari edukasi terkait dengan penanganan bencana letusan gunung Ibu hingga persiapkan lokasi pengungsian bagi warga korban erupsi,” kata Wakil Bupati Halbar, Djufri Muhammad.
Baca juga : Gunung Ibu Masih Meletus, BPBD Distribusi Masker
Kepala BPBD Halbar Gunawan MT Ali, dikonfirmasi mengaku gunung ibu memang sering terjadi erupsi setiap saat. Untuk itu, pihaknya terus melakukan langkah-langkah antisipasi guna meminimalisir dampak erupsi terhadap warga yang tinggal di lereng gunung.
” Kita terus turun monitoring, kondisi warga di sekitar lereng gunung, membagikan masker, melakukan evaluasi dan juga himbauan kepada masyarakat,” jelas Gunawan.
Gunawan menambahkan, untuk mempermudah memonitoring dan langkah antisipatif, BPBD juga akan mendirikan posko, untuk menampung peralatan ataupun logistik bencana. ” Hal ini untuk memudahkan para personil BPBD untuk memobilisasi bantuan ke warga,” tandasnya. (*)