Caleg Perindo Tutup Masa Kampanye Dengan Tukar Pikiran Bersama Warga Fitu

Yahya Alhadad

BORERO.ID, TERNATE – Calon Legislatif (Caleg) Partai Perindo, Daerah Pemilihan (Dapil) II Kota Ternate Yahya Alhaddad Menutup Masa Kampanye dengan Tukar Pikiran bersama Warga.

Dalam kesempatan tukar pikiran yang dipusatkan di kelurahan fitu Kota Ternate pada Jum’at (09/02/2024) malam tersebut, caleg nomor urut 3 itu menyoroti tiga isu penting yakni politik uang, politik identitas dan yang ketiga soal sampah, baliho dan politik.

“Ketiga hal ini jika tidak ditangani secara baik akan sangat berbahaya pada kehidupan kita,” katanya

Dia menjelaskan politik uang merupakan praktek pembelian suara dan pemilih atau rakyat akan kehilangan haknya. Sebab suara masyarakat telah dibeli dengan harga kisaran Rp. 200 ribu atau Rp. 300 ribu dan apabila kemudian mereka terpilih, yang dipikirkan bagaimana mengembalikan modal yang telah habis saat pemilu.

“Jadi tidak bisa heran jika tuntutan hak masyarakat sering diabaikan. Karena suara masyarakat telah dibeli dan politik uang membuat masyarakat kehilangan martabat kemanusiaannya. Inilah bahayanya” Ujarnya.

Lebih lanjut Caleg Dapil Ternate Selatan-Moti itu menjelaskan terkait politik identitas, yakni praktek politik tidak etis dan dapat merusak kebersamaan, kekeluargaan dan keharmonisan sosial. Karena ada manipulasi identitas seperti suku, etnis, agama dan ras.“Bahayanya politik identitas dapat memicu konflik dan merusak demokrasi. Politik identitas harus dihindari demi menjaga nilai persaudaraan dan terciptanya demokrasi yang baik dan terbuka” Tandasnya.

Sementara masalah sampah, baliho dan politik kata Yahya, Masalah yang paling mendesak di Kota Ternate adalah sampah, volume sampah ditahun 2023 mengalami peningkatan sebanyak 180 sampai 200 ton perhari, dibandingkan tahun 2022 sebanyak 120 ton perhari. “Artinya bahwa jika sampah tidak ditangani secara baik sudah bisa dipastikan akan mengalami peningkatan setiap tahun” Tuturnya

Sedangkan untuk baliho, yahya mengatakan, Mengutip informasi dari media mongabay, baliho-baliho menyebabkan terjadi polusi visual atau menggangu keindahan suatu kawasan kota dan berdampak negatif.

“Misalnya pesona keindahan kehilangan daya tarik, hilangnya kekhasan suatu kawasan kota, meningkatkan budaya konsumtif, gangguan media seperti stress, sakit kepala dan membahaya keselamatan pengendara karena mengganggu konsetrasi,” Tuturnya

Dia menambahkan, baliho kampanye dari segi lingkungan, menggunakan laporan Forrst Digest, turut menghasilkan emisi karbon cukup besar. Sebab baliho mengandung bahan kimia berasal dari pengolahan minyak bumi yang biasanya digunakan membuat plastik.

“Jadi jika 1×1 meter baliho beratnya 300 gram, maka emisi karbon dihasilan 1 kilogram setara Co2. Saat menjadi sampah, baliho hasilkan gas rumah kaca yang berbahaya saat mengotori atmosfer,” Sambungnya.

Masa kampanye yang akan berakhir pada sabtu, 10 Febuari 2024 itu Yahya Alhadad mengajak masyarakat untuk bangun budaya politik dengan merawat demokrasi sekaligus merawat lingkungan. “Mari bangun politik dengan akal sehat, Jika saya dipercayakan untuk menjadi DPRD, maka saya akan lakukan hal hal di semua sektor pembangunan yang menjadi prioritas masyarakat.” tutupnya (Ay).

\

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *