BORERO SPORT— Dibalik keberhasilan Malut United FC merebut tiket terakhir promosi ke liga 1 Indonesia baru-baru ini, sebenarnya dihadapkan beragam tentangan soal keraguan publik sepakbola. Klub baru, diwarnai pemain bintang sempat diragukan akan lolos ke kasta tertinggi Liga Indonesia.
Keraguan publik perlahan dijawab menejmen Malut United bahkan dijadikan spirit dalam tim. Pemain menjadi fokus utama untuk dimenej, karena mereka petarung di lapangan seperti perajurit dalam perang. Kerja keras para punggawa Laskar Kie Raha ini kemudian membuahkan tiket promosi liga 1 Indonesia.
“ Malut United lolos ke liga 1 karena hasil kerja keras tim serta dukungan warga Maluku Utara ,” kata COO Malut United Willem D. Nanlohy, saat membuka konferensi pers usai konvoi kemenangan di Kota Ternate, Kamis (14/3/2024) malam.
Turut hadir dalam konferensi pers itu Direktur Teknik Yeyen Tumena, Asisten Menejer Asgar Saleh, Tim Media Weshley Hutagalung, serta dua pemain Malut United, Ilham Udin Armaiyn dan Frets Butuan.
Yeyen menceritakan, awalnya banyak meragukan ketika Malut United membuka seleksi pemain, namun tidak menjadi masalah karena sepakbola akan menemukan jalannya. Ia kemudian diberi komitmen oleh menejmen sebagai tim teknis ketika itu karena harus menangani tim baru. Namun perlahan-lahan semua itu dapat berjalan.
Menurut legenda Timnas Indonesia ini bahwa keraguan kepada Malut United menjadi tantangan dan semangat di skuad tim, meski dalam perjalanan sering mendapat kritikan. Dalam perjalanan itu, kata Yeyen, orang-orang tidak pernah melihat ke dalam hanya terfokus diujung atau akhir. Meski demikian, sambung Yeyen, secara keseluruhan ada hal luar biasa yakni para pemain. “ Mereka ini bagaikan perajurit dalam perang, mereka yang setiap laga harus bekerja keras, meraka adalah pahlawan yang selama ini kami tempa pada jalurnya,” bebernya.
Mengelola pemain, mengalabui lawan
Yeyen menegaskan, tidak segampang mengelola pemain dari liga 1 atau pemain bintang. Ini menjadi catatan penting oleh pelatih, staf pelatih, dan menejmen untuk dikelola secara baik agar menjaga proforma pemain meski banyak orang bilang banyak pemain tua di Malut United.
“ Sepakbola bagi kami, mengelola dari sesi teknis bukan persoalan usia pemain. Bagimana memenej pemain dalam lapangan dari berbagai aspek teknik, taktik fisik, dan mental. Semua ini harus ditampilkan oleh pemain saat berada di lapangan,” jelasnya.
Lebih menariknya, Malut United selama ini tidak pernah menampilkan formasi yang sama pada setiap pertandingan. Formasi ditampilkan, justru sulit dibaca oleh lawan seperti pada pertandingan terakhir dimana Jose Wilkson dicadangan dan memasukan Dave Mustaine.
“ Bagi kami setiap pergantian pemian adalah merubah situasi. Kadang para pamain tertentu kami simpan atau dicadangkan karena persiapan diturunkan pada laga-laga berikut,” ujarnya.
Direktur Teknik Malut United ini menambahkan terkait persiapan kompetisi liga 1 musim 2024, pihaknya bersama menejmen akan segera melakukan evaluasi kepada semua pemain karena harus mengekuti regulasi liga 1, dimana harus ada 6 pemain asing. Kompetisi Liga 1 sangat berbeda dengan regulasi Liga 2.
“ Kontrak pemian masih menjadi PR untuk satu dua bulan kedapan karena jika kompetisi digelar bulan Juli atau Agustus maka kami perlu secapatnya mempersiapkan tim, meski sejuah ini pihak LIB belum mengeluarkan jadwal kompetisi Liga 1 Indonesia,” tandasnya. (*)