TERNATE, BORERO.ID – Pekerjaan Pembangunan Jalan Nasional Lingkar Pulau Morotai yang dikerjakan Balai Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) Maluku Utara berpotensi tak kunjung selesai atau terhambat sesuai dengan waktu kontrak pekerjaan.
Pasalnya sudah selama 6 Bulan pekerjaan Jalan dan pekerjaan longsoran di Desa Sopi-Wayabula 3 tidak berjalan lantaran lahan warga belum dibayar, sehingga sering terjadi pemalangan jalan yang dilakukan warga. Padahal jika pekerjaan longsoran tidak dikerjakan akses jalan bakal terputus.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 BPJN Malut Abdul Hamid Payapo kepada Borero.id, sabtu (09/09/2023) Mengatakan, sudah 6 bulan ini pihaknya mengalami kesulitaan saat bekerja, lantaran sering terjadi pemalangan yang dilakukan warga.
“Kita kesulitan kerja karna masyarakat sering palang, pemalangan terjadi karena persoalan lahan dan lahan-lahan tersebut sudah kita laporkan ke Pemda Morotai juga,” katanya.
Namun Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pulau Morotai Lanjut Hamid, melalui pemerintah Desa pernah melakukan Mediasi dengan warga sekitar pekerjaan jalan, untuk mencari solusi terkait lahan perkebunan milik warga tersebut.
“Beberapa Kepala Desa dengan warganya pernah melakukan Musyawarah bersama dan hasilnya disepakati pekerjaan jalan tetap dikerjakan karena merupakan akses utama masyarakat dan sering terjadinya longsor, bahkan dibuatkan dalam bentuk berita acara dan ada 3 poin yang disepakati dan ditandatangi bersama,” ujarnya
Ia berharap, setelah dilakukannya mediasi tersebut, aktifitas pekerjaan bisa berjalan dengan baik, namun kenyataannya pekerjaan tidak berjalan dengan Normal.
“Kita tidak bisa bekerja normal 6 bulan akibat komplain lahan dan sudah kami tegaskan juga jika pemda tidak bisa, Karena jika lahannya bermasalah maka pekerjaan kita laporkan ke pusat untuk tidak bisa dikerjakan,” tuturnya
Ia menyatakan, titik ruas jalan yang terhenti pekerjaannya terdapat di beberapa ruas jalan diantaranya Desa Loloro, ruas jalan Desa sopi dan Wayabula 3 atau sta 58, sta 63 dan sta 70.
“Pekerjaan ini waktunya sampai Desember, jika pekerjaannya normal, dalam hitungan kalender capaian progresnya mungkin sudah 80 persen, akibat masalah pembebasan lahan pekerjaan jadi telat dan kewenangan kami hanya melakukan pekerjaan Jalan,” tutupnya dengan harapan masalah lahan dan tanaman segera teratasi agar pekerjaan bisa berjalan lancar. (Ay)