BORERO SPORT– Semangat pembentukan klub Malut United punya tujuan sederhana yakni menghibur dan menyatukan perbedaan warga Maluku Utara. Keinginan sederhana ini datang dari sang pemilik klub, David Glen. Bahwa daerah Porovinsi Maluku Utara (Malut) butuh hiburan sepakbola meski hidup diatas kekayaan bumi yang menjanjikan.
Wakil Menejer Asgar Saleh, menyatakan Malut United bukan hanya bicara entitas sepakbola, didalamnya ada kekeluargaan untuk saling mendukung dan membesarkan. Ia menceritakan, awal pembentukan klub pada Desember 2022 ketika dirinya bersama rekan-rekan dipanggil oleh pemilik klub Malut United di Kota Manado.
“Saya masih ingat pertanyaan saya ke bapak David Glen waktu itu mengapa harus mengakusisi klub sepakbola. Jawaban pak David, survei banyak orang daerah ini butuh hiburan sepakbola, warga Malut hidup diatas kekayaan bumi yang menjanjikan ternyata tidak bahagia. Kita miskin hiburan, orang-orang stres meski memiliki kehidupan yang layak,” kata Asgar dalam jumpa pers di Kota Ternate bersama COO Malut United Willem D. Nanlohy, Dirtek Yeyen Tumina, serta dua pemian Ilham dan Frets, Kamis (14/3/2024) malam.
Menurut Asgar, tujuan Malut United memberikan rasa bahagia kepada orang-orang Malut untuk datang ke stadion. Menonton bola, menyatukan perbedaan diluar sana, unsur politik, unsur ekonomi, dan unsur sosial, bahwa kita hanya satu yakni Malut United.
“ Alhamdulilah selama satu tahun, di kompetisi liga 2 apakah mampu bertahan atau tidak. Tapi secara perlahan dalam tim, semua berjalan dengan baik,”ujarnya.
Meski ada tekanan ketika tim mengalami hasil imbang atau kalah, kata Asgar, seperti terjadi 10 September 2023. Beberapa lawan Malut United waktu itu menghasilkan drow bahkan sempat kalah di kandang. Hasil itu lantas membuat orang-orang mambayangkan Malut United tidak mungkin lolos ke babak 12 besar. Tantangan ini kemudian menjadi kekuatan bersama yang disatukan dalam tim.
Baca juga : Sekilas Perjuangan Malut United Sempat Diragukan Lolos ke Liga 1
Malut United punya tekad besar yang ingin membahagiakan warga Provinsi Malut. Asgar membayangkan jika kompetisi liga 1 sudah bergulir orang-orang dari berbagai pelosok Halmahera akan datang ke Gelora Kie Raha Ternate untuk menonton langsung Malut United dengan wajah penuh senyum.
“ Saya harus malu kepada pemilik Malut United yang bukan orang Ternate atau Maluku Utara, tapi bisa berpikir untuk membuat orang-orang di Maluku Utara bisa bahagia. Sekali lagi, bagi saya Malut United bukan sekadar entitas sepakbola namun aspek sosial, ekonomi, semuanya ada disitu yang disatukan,” tandasnya. (*)