Penulis : Asgar Saleh
Hari-hari ini di bulan yang sama setahun lalu, saya menyaksikan sendiri sebuah moment penting. Hari itu, kedua pihak bersepakat dan menandatangi alih pengelolaan sebuah klub sepakbola secara profesional. Maharnya dibayar tuntas dan lahirlah Malut United FC.
Setahun lewat, momen Januari itu rasanya masih seperti mimpi yang jadi nyata. Mengapa? Karena hari itu Tuhan mengirim seorang yang berhati baik untuk membangkitkan lagi sepakbola di Maluku Utara. Desember sebelumnya, saya diminta ke Manado untuk bertemu. Orang baik ini hanya berkata sederhana : bantu saya bikin tim sepakbola di Maluku Utara. Sebuah tawaran yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Setahun berlalu, saya masih harus belajar banyak dari orang baik ini. Poin utamanya adalah bagaimana ikhlas itu tak sekedar tuturan lewat mulut tapi dibuktikan dengan sikap dan aksi. Ikhlas mengeluarkan begitu banyak uang pribadi untuk membangun sebuah tim. Ikhlas karena tak ada kepentingan apapun selain membuat bahagia warga Maluku Utara.
Dari orang baik ini, saya juga belajar untuk menghargai sebuah proses. Tak ada yang instan. Sebuah prestasi apapun ukurannya harus diraih dengan kerja keras.
Terus terang saya malu, sebagai anak Maluku Utara. Malu kepada orang baik ini. Dia tak pernah mengeluh, tak pernah kecewa atau mengutuk sesuatu. Segalanya mengalir karena dia begitu yakin ada yang mengatur. Ada yang Maha Mengatur.
Kawan, membangun sebuah tim sepakbola bukan kerja mudah. Tak ada jaminan tim bertabur bintang langsung juara. Butuh kesabaran. Butuh chemistry. Butuh konsistensi. Dan biarkan proses membentuk dan membangun akan menguji seberapa banyak sabar kita.
Sejak awal, nama Malut United dipandang rendah oleh semua orang. Ini tim apa? Darimana? Bahkan banyak pemain lokal yang berlabel bintang menolak bergabung karena “mungkin” tak ada masa depan yang jelas bersama Malut United.
Tapi setahun berlalu, lewat pertandingan demi pertandingan, lewat begitu banyak drama yang menguatkan, Malut United akhirnya bisa membuktikan bahwa nama Maluku Utara tak boleh dianggap remeh.
Kawan e
Nama Maluku Utara di level nasional lebih banyak terpuruk dengan hal-hal negatif. Saat ini, kami ingin kesan buruk itu terhapus dengan kehadiran sebuah tim sepakbola yang profesional. Tim ini sejak mula didedikasikan untuk masyarakat tanpa ada perbedaan.
Profesional di sini berarti semua kerja ada mekanismenya, terukur dan punya target. Langkah ke 12 besar Pegadaian Liga 2 musim 2023-2024 adalah sebuah capaian besar. Meski kami belum puas dan masih akan terus berjuang. Bandingkan dengan nama besar dan berpengalaman seperti Perserang, Persikab Bandung, PSKC Cimahi, Kalteng Putera atau Persipura yang kini berjuang menghindari degradasi.
Profesional juga bersandar pada “sikap tahu diri”. Bagaimana bisa kita menuntut sesuatu sesuai keinginan kita jika kita tak pernah memberi apapun. Ada batas yang tak boleh dicampuradukan dalam kerja tim. Ada respek. Sekali lagi bagi saya, profesionalisme dalam mengelola tim ini berbanding lurus dengan pengorbanan tanpa pamrih orang baik yang mau menginvestasi milyaran uangnya, tanpa bantuan siapapun untuk Maluku Utara.
Jika mengikuti hasrat dan emosi, rasanya tak akan ada kata puas melihat sebuah pertandingan. Tapi balik lagi ke kita, orang baik ini saja tak mengeluh, mengapa kita harus mengeluh dan menghujat.
Tim ini adalah milik warga Maluku Utara sebagaimana namanya, ada dua stadion yang dipersiapkan, ada akademi yang akan dibangun dan akan rutin mengirim pemain muda untuk belajar ke sepakbola Eropa. Jadi mari luangkan sedikit saja harapan, juga doa agar perjuangan ini tak sendirian dilakukan oleh para pemain, pelatih dan semua ofisial tim.
Jika tim gagal meraih kemenangan, yakinlah bahwa bukan cuma anda yang sedih, marah, kecewa dan kadang meluapkan kekesalan dengan cara konyol tapi jauh lebih besar dari itu, semua tim merasa gagal. Tim jelas lebih kecewa.
Apakah tim berhenti berjuang? Tidak akan!!! Masih ada 4 pertandingan sisa di babak 12 besar. Siang malam semua orang di tim ini selalu berpikir, mencari cara dan berdoa agar bisa sukses. So, jangan pernah berhenti mendukung. Jika tak sempat datang ke stadion, bantulah Malut United dengan selaksa doa yang tulus.
Dengan itu, sebagaimana kata Head Choach Imran Nahumarury, Malut United akan siap berjuang memberikan segalanya untuk masyarakat Maluku Utara. (*)