BORERO.ID SULA – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula melalui Dinas Ketahanan Pangan terus menggencarkan program diversifikasi pangan guna mengurangi ketergantungan masyarakat pada satu jenis makanan pokok. Program ini melibatkan sosialisasi dan pelatihan yang menyesuaikan potensi pangan lokal di setiap desa.
Pada Senin (18/11/2024), Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sula, Siti Hawa Marasabessy, menyampaikan program diversifikasi pangan ini tidak hanya bertujuan mengedukasi masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal, tetapi juga untuk meningkatkan ekonomi keluarga melalui pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Kami menargetkan pelatihan ini di desa-desa yang memiliki potensi besar dalam memanfaatkan sumber daya lokal. Misalnya, di Desa Waigoiyofa, Orifola, Waitulia, dan Mangoli, pelatihan menggunakan bahan baku ubi jalar (patatas) dan singkong (kasbi) telah dilaksanakan,” ujar Siti Hawa.
Sejak 2022, Dinas Ketahanan Pangan telah memperkenalkan inovasi berupa produksi tepung berbahan dasar lokal, seperti tepung sagu dan tepung mocaf dari singkong. Salah satu keberhasilan program ini adalah UMKM Mawar dari Desa Waitulia, Kecamatan Mangoli Tengah, yang kini mampu memproduksi tepung sagu berkualitas.
“Produk tepung sagu ini sedang kami fasilitasi untuk mendapatkan uji mutu, sertifikasi BPOM, dan sertifikasi halal, sehingga nantinya bisa dipasarkan di luar daerah. Dari bahan ini, kami juga melatih masyarakat membuat olahan seperti bakso ikan, fish cake, bola-bola tuna, dan aneka resep lainnya,” tambah Siti Hawa.
Peningkatan konsumsi pangan lokal juga mendukung pola makan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Selain itu, kolaborasi antara tepung sagu dan ikan tuna telah menghasilkan produk inovatif yang menjadi andalan Kabupaten Kepulauan Sula.
“Dengan resep olahan pangan lokal ini, kami berhasil meraih juara pertama dalam pameran evaluasi kinerja stunting di Provinsi Maluku Utara dua tahun berturut-turut. Ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus berinovasi,” ungkapnya.
Siti Hawa menekankan pentingnya sinergi antarorganisasi perangkat daerah (OPD) dalam mendukung ketahanan pangan di Kepulauan Sula. “Kolaborasi ini akan memperkuat upaya diversifikasi pangan sekaligus membuka peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (*)