JAKARTA – Suasana debat calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula memanas pada Jumat (15/11/2024) sore. Pendukung pasangan calon nomor urut 2, FAM-SAH, secara spontan menyerukan kritik terkait dugaan sejumlah proyek mangkrak selama masa kepemimpinan Bupati Kepulauan Sula periode 2015–2020.
Debat yang berlangsung di kantor Kompas TV Jakarta ini menjadi ajang pembahasan isu-isu pembangunan yang tertunda. Sorotan tajam muncul saat calon Wakil Bupati nomor urut 1, Darwis Gorontalo, mempertanyakan status pembangunan Masjid Pohea dan Jembatan Air Baleha kepada pasangan calon nomor urut 3, Hendrata Thes. Pertanyaan itu memicu reaksi dari pendukung pasangan FAM-SAH, yang langsung meneriakkan proyek tersebut.
Ketua Tim Bravo Family Kepsul, Fahril Pora, mengatakan bahwa para pendukung FAM-SAH secara spontan menyuarakan kekecewaan terhadap proyek-proyek yang belum rampung. “Ketika Darwis Gorontalo mengajukan pertanyaan, pendukung kami spontan menyoroti proyek mangkrak seperti Masjid Pohea, sarana pendukung Suwering, Jembatan Air Bugis, Irigasi Kaporo, dan Irigasi Trans Modapuhi,” ujar Fahril.
Ia menambahkan dalam lima tahun masa jabatan Hendrata Thes, sejumlah proyek penting seperti Jembatan Fuata, Jembatan Baleha, Masjid Pohea, dan Masjid Pelita Jaya belum menunjukkan progres berarti. “Fakta ini menjadi bukti kegagalan dalam tata kelola pembangunan yang seharusnya menjadi prioritas,” tegas Fahril.
Debat pilkada ini memperlihatkan bagaimana isu pembangunan infrastruktur menjadi tema sentral yang menentukan arah dukungan masyarakat di Kepulauan Sula. Proyek-proyek yang tertunda tidak hanya menjadi beban politik, tetapi juga menyiratkan kebutuhan mendesak akan kepemimpinan yang mampu membawa perubahan nyata bagi daerah di Kepulauan Sula . (*)