Solid dalam Menangani Pengungsi Letusan Gunung Ibu

Pj Gubernur Malut saat diwawancarai usai rapat || Foto : Iin Afriyanti

BORERO.ID HALBAR – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Maluku Utara, Samsudin Abdul Kadir, menghadiri rapat koordinasi penanganan korban dampak erupsi Gunung Ibu, di Kabupaten Halmahera Barat, Jumat (31/5/2024).

“Rapat koordinasi untuk menyamakan persepsi dalam penanganan bencana bersama BNPB dan stekholder terkait,” kata dia usai rapat.

Rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berpengalaman menangani bencana di berbagai daerah dengan prosedur terbukti efektif itu akan menjadi bahan panduan penanganan pengungsi akibat letusan Gunung Ibu.

“ Karena kami berkomitmen tetap solid, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten,” kata Samsuddin.

Komitmen tersebut, kata dia, karena solidaritas dan sinergi antara TNI-Polri, dan Pemerintah tetap terbangun. Dengan harapan bahwa dapat menjalankan prosedur penanganan pengungsi berjalan dengan baik sebagaimana hasil tukar pengalaman bersama BNPB.

Soal bantuan ke pengungsi, Samsuddin mengaku sampai saat ini berbagai bantuan sudah disalurkan dan juga disiapkan seperti stok cadangan pangan dari Dinas Pangan Provinsi sekitar satu hingga dua ton.

“ Bagitu juga bantuan dari dinas sosial, bantuan pengungsi sementara aman. Kami akan terus pantau keluhan-keluhan pengungsi lainnya,” ujarnya.

Baca jugaDua Truk Polda Malut Pasok Bantuan ke Pengungsi

Kendat, Pj Gubernur Malut ini menegaskan pemerintah tetap memprioritaskan kebutuhan dasar dan kesehatan pengungsi. Posko kesehatan harus selalu siap siaga untuk mengatasi gangguan kesehatan di tempat pengungsian menjadi keharusan.

Menurutnya, dalam kondisi ini butuh pendekatan komprehensif dan melibatkan semua pihak teknis seperti menyakut pengunaan Dana Desa. Dimana sesuai peraturan Menteri Desa dapat dimanfaatkan dalam situasi bencana.

“Hal ini sudah dikoordinasikan untuk ditindaklanjuti demi penanganan yang lebih efektif, ” jelasnya.

Ia menambahkan kenyamanan pengungsi terkait permintaan pemasangan kipas angin, akan dievaluasi apakah termasuk dalam standar kebutuhan atau tidak.

“ Saat ini, kami fokus dulu pada kebutuhan dasar dan sanitasi yang layak. Dana desa juga dapat digunakan untuk membantu biaya kuliah jika pengungsi tidak mampu,” tandas Samsuddin. (*)

Penulis: Iin Afriyanti*Editor: Sandin Ar
\

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *