Pencipta Logo yang “Dilupakan” di HUT Kabupaten Sula, Begini Sosoknya

Ilham Hafid, putra asli kepulauan sula, pembuat logo kebupaten (Dok : karno pora/borero.id)

BORERO.ID SANANA– Kabupaten Kepulauan Sula, kini telah memasuki usia 20 tahun. Sejak dimekarkan pada 31 Mei 2003 kala itu menjadi sejarah baru bagi Kabupaten yang memiliki moto “Dad Hia Ted Sua,” (Bersatu Membangun Sula).

Perjuangan memantapkan secara administrasi sehingga resmi dimekarkan Kabupaten Kepulauan Sula karena ada peran orang-orang biasa, namun sangat berjasa. Sebut saja pencipta logo atau lambang Kabupaten kala itu. Ia adalah Ilham Hafid, putra asli Kepulauan Sula. Sosok bersahaja dan berjasa, namun “dilupakan” Pemerintah Daerah (Pemda) saat ini di momentum bersajarah itu. Ilham tidak diundang Pemda untuk memperingati HUT ke-20 beberapa hari lalu.

Perayaan tersebut membuat seluruh masyarakat Sula larut dalam euforia menyambutnya.  Sosok Ilham dibalik pencipta logo Kabupaten melekat dibahu sebelah kiri para ASN dan pejabat Pemda Sula, selama ini baru diketahui setelah ditelesuri sejumlah awak media. “Logo kabupaten sula saat ini kalian lihat di setiap surat dan baju PNS dan para pejabat semuanya ciptaan kami,” kata Ilham yang juga anggota kepolisian di Polres Kepulauan Sula berpangkat Aiptu.

Nama Ilham, belangkan baru mencuat diketahui sebagai pencipta asli logo Kabupaten yang telah dipatenkan sebagai petaka Kabupaten Kepuluan Sula. Meski demikian, selama ini tidak banyak mengetahui rekam jejak Ilham atau sejarah dalam pembuatan logo tersebut.

Ilham meceritakan, bermula dari sebuah sayembara digelar Pemda Sula di Sanana, tahun 2003. Mendengar sayembara tersebut, Ilham berjiwa seni ini rupanya tertantang mengikuti. Ia memang dikenal pandai melukis sejak kecil. Kemampuan ini kemudian ia bersama dua rekannya bernama Abdul Haris (almarhum), dan Poniman Sangadji ikut medaftar beserta puluhan peserta lainya. Hasilnya memenangkan sayembara pembuatan logo kabupaten dan diberikan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp. 6 juta waktu itu.

“Kalau tidak salah ada sekitar 95 peserta mengikuti sayembara pembuatan logo, peserta sayembara itu semuanya orang Sula. Jadi setelah pengumuman hasil seleksi sayembara pembuatan logo selanjutnya masuk 10 besar, setelah itu di seleksi lagi sampai masuk 3 besar, yaitu saya dengan Abdul Haris, beliau sudah meninggal dunia, dan satu orang lagi Poniman Sangadji,”  ceritanya.

Proses pembuatan logo dberikan deadline waktu, Ilham bersama dua rekannya berulang kali membuat logo itu belum juga berhasil karena waktu tidak banyak diberikan demi menyempurnaan desain logo.” Karena waktu itu di dalam motto logo kabupaten kami bertiga usulkan yakni memakai “Basanohi” (Bahasa Sula), artinya “Bersaudara” namun terjadi revisi lagi. Karena menurut kepala bagian hukum Pemda Sula, Suhardi Gailea, waktu itu bilang belum sempurna maka  disarankan menggunakan motto dad hia ted sua. Dan kurang lebih selama satu bulan, kami mendesain logo kabupaten dengan meminta pertimbangan dan masukan dari tokoh di “Soa Gareha” (empat suku)”, beber ilham.

Proses pembuatan logo tersebut kemudian masuk 3 besar, kata dia, selanjutnya diseminarkan. “Jadi hasil desain logo kabupaten kami bertiga padukan menjadi satu, dalam seminar pada waktu itu saya sendiri mempresentasikan makna dari logo yang dibuat, akhirnya lahir kesepakatan dalam forum seminar itu untuk memakai logo yang kami desain hingga saat ini masih dipakai tanpa ada perubahan sedikit pun,” kata dia.

Meski demkian, ada hal paling menyakitkan bagi Ilham karena tidak pernah diundang saat perayaan HUT Kabupaten Sula. “Saya benar-benar dilupakan setiap HUT Kabupaten. Hanya sekali saya diundang periode pertama Bupati Sula Hamad Hidayat Mus saat kabupaten ini berdiri, itupun saya hanya menyaksikan penyerahan penghargaan bagi para pendiri Kabupaten Sula,” kenangnya.

Setelah itu, dirinya tidak lagi diundang setiap HUT Kabupaten Kepulauan Sula. “Mungkin mereka tidak mau tahu siapa dibalik pencipta logo kabupaten, tentu saya tidak akan hadir, karena ada sesi penyerahan petaka, saya tidak bisa melihat itu, sebab pencipta logonya adalah kami,” kata Ilham dengan raut wajah sedih. (*)

Penulis  :  Karno Pora
Editor    :  Sandin Ar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *